Bintang VB -
Tibanya penjajah Eropa ketanah Amerika menyisakan sejarah pahit untuk
umat Islam di benua Amerika itu, Benua Amerika baru ditemukan oleh penjajah
Eropa, yaitu oleh Cristoforo Colombo alias Christopher Columbus pada Tahun
1492, dan fakta berbicara lain, ternyata Islam telah hadir ke Benua Amerika
sekitar Tahun 700an atau 700 Tahun sebelum Clombus menemukan Benua Amerika.
Cerita mengenai Christoper Columbus sebagai
penemu pertama benua Amerika pun kini mulai terbantahkan, terkuaklah fakta
bahwa pelaut dari Afrika dan Asia lah yang menemukan pertama Benua Amerika
tersebut jauh sebelum Columbus mengklem menemukan Benua Amerika.
Perintah Gereja dan Raja Spanyollah yang
membuat peradaban Islam hilang di Benua Amerika, Gereja dan Raja Spanyol dengan
berbagai cara menghapus sejarah dan peradaban Islam di Benua Amerika. Tetapi Fakta
berkata lain, di Arsip Nasional Amerika atau Perpusatakaan Kongres di
Washintong DC, masih terdapat sebuah Kesepakatan Perjanjian antara Pemerintah
Amerika dan Kepala Suku Indian Cherokee.
Dalam perjanjian tersebut tertuang kesepakatan
bahwa Suku Cherokee berhak untuk berdagang, berlayar dan membentuk pemerintahan
sendiri berdasarkan Syariat Islam. Ditanda tangani di daerah Sungai Delaware
pada Tahun 1787, yang ditanda tangani oleh Pemerintah Amerika Serikat dan
Kepala Suku Indian Cherokee bernama Abdel Khak dan Muhammad bin Abdullah, dan
taukah Vbeers bahwa kepala suku terakhir Suku Cherokee bernama Ramadhan Ibnu
Wati, kepala suku terakhir Suku Cherokee, suku asli Benua Amerika pada Tahun
1866 sebelum dihabisi oleh Penjajah Eropa.
Cara-cara yang tidak manusiawi, cara yang
sangat keji dilakukan oleh penjajah Eropa untuk menghapuskan identitas Benua
Amerika yang asli, menyembah nenek moyang, sebuah doktrin yang ditanamkan oleh
film-film Hollywood mengenai suku Indian, pakaian yang terbuka, dan menggunakan
ikat kepala bergambar burung adalah penyesatan fakta sejarah mengenai suku
Cherokee yang beragama islam, pakaian Suku Cherokee ini sebenarnya seperti
pakaian orang arab pada umumnya, menggunakan sorban dan pakaian dibawah dengkul
dan diatas mata kaki, sedangkan para wanitanya menggunakan hijab atau kerudung
untuk menutupi rambut mereka.
Bahkan bukti terbaru, telah ditemukan di
bebatuan Nevada, mengenai tulisan suku Cherokee yang bertuliskan kalimat
Tauhid, Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah Utusan Allah. Dalam aksara
Suku Cherokee yang persis dengan aksara arab.
Kehadiran Islam di Benua Amerika, diyakini
sejak Zaman Khalifah Ustman Bin Affan, Khalifah ketiga setelah Umar Bin Khatab
atau tepatnya abad ke-7 Masehi yang dibawa oleh para saudagar asal Afrika Barat
dan Asia, seperti China dan Makassar. Jauh sebelum Chistoper Columbus dan para
Penjajah Eropa hadir ke benua Amerika.
Panglima Cheng Ho dan Ibnu Batutta lah
sebenarnya yang menemukan Benua Amerika dan mengislamkan Suku Indian yang Primitif
yang tinggal dan merupakan penduduk Asli Benua Amerika. Dari catatan ahli
geografi dari kalangan muslim yang pernah mencatat perjanlanan ke Benua Amerika
dapat kita temui hingga saat ini bukti-buktinya, seperti Abdul-Hassan Ali Ibn
Al Hussain Al Masudi yang meninggal Tahun 957, Al Idrisi, yang meninggal Tahun
1166 dan Chihab Addin Abul Abbas Ahmad Bin Fadhl Al Umari, yang meninggal Tahun
1384.
Catatan dari Al Masudi menjelaskan bahwa
Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad seorang Navigator Muslim asal Cordoba, Andalusia
telah sampai ke Benua Amerika pada Tahun 889 Masehi. Dalam bukunya, ‘Muruj Adh-dhahab wa Maadin
al-Jawhar’ (The Meadows of Gold and Quarries of Jewels), Al Masudi melaporkan
bahwa semasa pemerintahan Khalifah Spanyol Abdullah Ibn Muhammad (888 – 912),
Khashkhash Ibn Saeed Ibn Aswad berlayar dari Delba (Palos) pada tahun 889,
menyeberangi Lautan Atlantik, hingga mencapai wilayah yang belum dikenal yang
disebutnya Ard Majhoola, dan kemudian kembali dengan membawa berbagai harta
yang menakjubkan.
Sesudah itu banyak pelayaran
yang dilakukan mengunjungi daratan di seberang Lautan Atlantik, yang gelap dan
berkabut itu. Al Masudi juga menulis buku ‘Akhbar Az Zaman’ yang memuat
bahan-bahan sejarah dari pengembaraan para pedagang ke Afrika dan Asia.
Dr. Youssef Mroueh juga menulis
bahwa selama pemerintahan Khalifah Abdul Rahman III (tahun 929-961) dari
dinasti Umayah, tercatat adanya orang-orang Islam dari Afrika yang berlayar
juga dari pelabuhan Delba (Palos) di Spanyol ke barat menuju ke lautan lepas
yang gelap dan berkabut, Lautan Atlantik. Mereka berhasil kembali dengan
membawa barang-barang bernilai yang diperolehnya dari tanah yang asing.
Beliau juga menuliskan menurut
catatan ahli sejarah Abu Bakr Ibn Umar Al-Gutiyya bahwa pada masa pemerintahan
Khalifah Spanyol, Hisham II (976-1009) seorang navigator dari Granada bernama
Ibn Farrukh tercatat meninggalkan pelabuhan Kadesh pada bulan Februari tahun
999 melintasi Lautan Atlantik dan mendarat di Gando (Kepulaun Canary).
Ibn Farrukh berkunjung kepada
Raja Guanariga dan kemudian melanjutkan ke barat hingga melihat dua pulau dan
menamakannya Capraria dan Pluitana. Ibn Farrukh kembali ke Spanyol pada bulan
Mei 999.
Perlayaran melintasi Lautan
Atlantik dari Maroko dicatat juga oleh penjelajah laut Shaikh Zayn-eddin Ali
bin Fadhel Al-Mazandarani. Kapalnya berlepas dari Tarfay di Maroko pada zaman
Sultan Abu-Yacoub Sidi Youssef (1286 – 1307) raja keenam dalam dinasti Marinid.
Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Karibia pada tahun 1291. Menurut Dr.
Morueh, catatan perjalanan ini banyak dijadikan referensi oleh ilmuwan Islam.
Sultan-sultan dari kerajaan
Mali di Afrika barat yang beribukota di Timbuktu, ternyata juga melakukan
perjalanan sendiri hingga ke benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin Abul-Abbas
Ahmad bin Fadhl Al Umari (1300 – 1384) memerinci eksplorasi geografi ini dengan
seksama. Timbuktu yang kini dilupakan orang, dahulunya merupakan pusat
peradaban, perpustakaan dan keilmuan yang maju di Afrika. Ekpedisi perjalanan
darat dan laut banyak dilakukan orang menuju Timbuktu atau berawal dari
Timbuktu.
Sultan yang tercatat melanglang
buana hingga ke benua baru saat itu adalah Sultan Abu Bakari I (1285 – 1312),
saudara dari Sultan Mansa Kankan Musa (1312 – 1337), yang telah melakukan dua
kali ekspedisi melintas Lautan Atlantik hingga ke Amerika dan bahkan menyusuri
sungai Mississippi.
Sultan Abu Bakari I melakukan
eksplorasi di Amerika tengah dan utara dengan menyusuri sungai Mississippi
antara tahun 1309-1312. Para eksplorer ini berbahasa Arab. Dua abad kemudian,
penemuan benua Amerika diabadikan dalam peta berwarna Piri Re’isi yang dibuat
tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan Selim I tahun 1517.
Peta ini menunjukkan belahan bumi bagian barat, Amerika selatan dan bahkan
benua Antartika, dengan penggambaran pesisiran Brasil secara cukup akurat.
Dua abad kemudian, penemuan
benua Amerika diabadikan di dalam peta berwarna Piri Re’isi yang dibuat pada
tahun 1513, dan dipersembahkan kepada raja Ottoman Sultan Selim I tahun 1517.
Peta ini menunjukkan letak
belahan bumi bagian barat, Amerika Selatan dan bahkan benua Antartika, dengan
penggambaran pesisiran Brasil secara cukup akurat.
Columbus sendiri mengetahui
bahwa orang-orang Carib (Karibia) adalah pengikut Nabi Muhammad. Dia faham
bahwa orang-orang Islam telah berada di sana terutama orang-orang dari Pantai
Barat Afrika. Mereka mendiami Karibia, Amerika Utara dan Selatan. Namun tidak
seperti Columbus yang ingin menguasai dan memperbudak rakyat Amerika.
Orang-Orang Islam datang untuk berdagang dan bahkan beberapa menikahi
orang-orang pribumi.